Rabu, 05 Maret 2014

Hakikat & Karakteristik Karya Ilmiah



“Hakikat & Karakteristik Karya Ilmiah
  
  
1.1     Latar belakang
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi atau pemecahan masalah secara sistematis, disajikan secara objektif dan jujur, dengan menggunakan bahasa baku, serta didukung oleh fakta, teori, dan atau bukti-bukti empirik.Tujuan penulisan karya ilmiah, antara lain untuk menyampaikan gagasan, memenuhi tugas dalam studi, untuk mendiskusikan gagasan dalam suatu pertemuan, mengikuti perlombaan, serta untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan/hasil penelitian.
Karya ilmiah dapat berfungsi sebagai rujukan, untuk meningkatkan wawasan, serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Bagi penulis, menulis karya ilmiah bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis, berlatih mengintegrasikan berbagai gagasan dan menyajikannya secara sistematis, memperluas wawasan, serta memberi kepuasan intelektual, di samping menyumbang terhadap perluasan cakrawala ilmu pengetahuan.


  

2.1 Pengertian Karya Ilmiah
Ada berbagai definisi tentang karya ilmiah sebagai berikut :

Dalam buku yang di tulis Drs.Totok Djuroto dan Dr. Bambang Supriyadi disebutkan bahwa karya ilmiah merupakan serangkaian kegiatan penulisan berdasarkan hasil penelitian, yang sistematis berdasar pada metode ilmiah, untuk mendapatkan jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang muncul sebelumnya.
Menurut Brotowidjoyo, karya ilmiah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut Metodologi penulisan yang baik dan benar.

Menurut Hery Firman, karya ilmiah adalah laporan tertulis dan ai publikasikan dipaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang teliah dilakukan oleh seorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Dari berbagai macam pengertian karya ilmiah di atas dapat disimpulkan, bahwa yang dimaksud karya ilmiah dalam makalah ini adalah, suatu karangan yang berdasarkan penelitian yang ditulis secara sistematis, berdasarkan fakta di lapangan, dan dengan menggunakan pendekatan metode ilmiah.

Karya ilmiah, suatu tulisan yang didalamnya membahas suatu masalah. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan penyedikan, pengamatan, pengumpulan data yang dapat dari suatu penelitian,baik penelitian lapangan, tes labolatorium ataupun kajian pustaka. Maka dalam memaparkan dan menganalisis datanya harus berdasarkan pemikiran ilmiah,yang dikatakan dengan pemikiran ilmiah disini adalah pemikiran yang logis dan empiris.

Suatu karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.

Karya ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi atau pemecahan masalah secara sistematis, disajikan secara objektif dan jujur, dengan menggunakan bahasa baku, serta didukung oleh fakta, teori, dan atau bukti-bukti empirik.


2.1.1  Tujuan penulisan karya ilmiah

Tujuan penulisan karya ilmiah, antara lain untuk menyampaikan gagasan, memenuhi tugas dalam studi, untuk mendiskusikan gagasan dalam suatu pertemuan, mengikuti perlombaan, serta untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan/hasil penelitian.


2.1.2 Fungsi Karya Ilmiah

Karya ilmiah dapat berfungsi sebagai rujukan, untuk meningkatkan wawasan, serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Bagi penulis, menulis karya ilmiah bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis, berlatih mengintegrasikan berbagai gagasan dan menyajikannya secara sistematis, memperluas wawasan, serta memberi kepuasan intelektual, di samping menyumbang terhadap perluasan cakrawala ilmu pengetahuan.

2.2 Karakteristik Karya Ilmiah

Dalam karya ilmiah ada 4 aspek yang menjadi karakteristik utamanya, yaitu :

  1. Struktur sajian.Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
Secara umum, sebuah karya tulis ilmiah terbagi dalam tiga bagian pokok, yaitu: pendahuluan, isi, dan penutup. Selain ketiga unsur inti ini, terdapat unsur-unsur lain yaitu halaman judul, prakata, judul, daftar isi, daftar tabel/skema, bibliografi, dan lampiran yang keberadaannya sangat tergantung pada keformalan tulisan

  1. Bagian awal ( Pendahuluan )
Seperti namanya, bagian ini memberikan gambaran mengenai topik yang hendak disajikan. Aspek-aspek yang biasanya disertakan pada bagian mencakup:
a.      Latar belakang masalah
Pada bagian ini, penulis biasanya menguraikan latar belakang ketertarikannya membahas obyek yang menjadi inti penulisan. Namun yang menjadi inti bagian ini adalah topik atau pokok permasalahan yang akan dipaparkan.  Aspek lain yang perlu dikemukakan pada bagian ini ialah tinjauan pustaka. Penulis perlu menyertakan beberapa penelitian yang relevan dengan topik yang digumuli. Hal ini dilakukan untuk memperjelas pembaca bahwa pembahasan yang dilakukan bukan mengulangi berbagai tulisan lainnya.
b.      Masalah dan batasannya
Dari fenomena yang menarik perhatian, penulis harus secara eksplisit mengemukakan masalah yang hendak dibahas. Sebab pada bagian latar belakang, masalah yang hendak dibahas biasanya tidak dikemukakan secara eksplisit. Meskipun demikian, masalah yang hendak dibahas atau diteliti itu masih harus dibatasi lagi. Hal ini dilakukan agar pembahasan tidak meluas kepada aspek-aspek yang tidak  relevan. Selain itu, pembatasan masalah juga akan menjaga efektivitas penulisan.
c.       Tujuan dan manfaat
Kemukakan tujuan dan manfaat penelitian yang dikerjakan. Sedapat mungkin dijabarkan keduanya, baik bagi lingkungan akademis maupun masyarakat secara umum.
d.      Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Bagian ini menjelaskan bagaimana data diperoleh dan teknik apa yang digunakan untuk menganalisisnya
e.       Landasan Teori
Setiap kajian ilmiah harus memiliki dasar teoritis yang kuat. Sehubungan dengan itu, penulis harus benar-benar teliti menentukan dasar teoritis yang akan mendukung upayanya mengkaji masalah dalam tulisan tersebut. Biasanya, penentuan teori yang hendak dipakai akan lebih mudah jika karakteristik data yang diperoleh sudah dipahami.

  1. Isi
Setelah bagian pendahuluan, penulisan dilanjutkan dengan memaparkan informasi atau data yang telah diperoleh. Sub dari bagian isi biasanya tergantung pada ruang lingkup masalah. Bila masalah yang hendak dibahas terdiri dari tiga butir, sub bagian isi bisa menjadi tiga. Jangan sampai empat apalagi lima, mengingat pada bagian isi, penulis harus melakukan analisis berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang muncul pada bagian pendahuluan.

  1. Penutup
Sebagai penutup, pada bagian ini peneliti harus memberi simpulan dari hasil penelitiannya. Simpulan tersebut harus disajikan secara sederhana dan singkat agar pembaca bisa lebih menangkap hasil penelitiannya secara ringkas. Salah satu bagian yang tampaknya masih banyak digunakan sebagai sub-bagian dari penutup ialah saran. Berbagai fakultas di beberapa perguruan tinggi belakangan ini mulai menghapus bagian tersebut. Keputusan untuk membuat sub-bagian saran pada bagian penutup tentu saja tergantung pada lembaga atau jurnal tempat penerbitan tulisan yang sedang digarap.

  1. Unsur-Unsur Lain
Daftar Pustaka (Bibliografi)
Setelah bagian penutup, karya tulis diakhiri dengan Daftar Pustaka atau Bibliografi. Bagian ini termasuk bagian yang penting karena sebuah karya ilmiah biasanya menggunakan referensi-referensi pendukung. Tidak ada batasan minimal maupun maksimal dalam penggunaan referensi. Namun, ini bukan berarti bahwa peneliti bisa seenaknya mencantumkan referensi. Referensi yang terlalu sedikit bisa menandakan peneliti tidak banyak membaca literatur pendukung atau hasil penelitian terkait. Sementara bila terlalu banyak, bisa-bisa dicurigai hasil tulisannya didominasi oleh pendapat ahli daripada pendapat peneliti itu sendiri.
Judul
Judul tulisan ilmiah merupakan tema yang menggambarkan secara singkat tentang masalah. Judul harus dirumuskan secara jelas, singkat, relevan dengan isi tulisan. Dengan kata lain, judul harus mencerminkan dengan tepat masalah yang dibahas dan provokatif atau mempunyai daya tarik yang cukup kuat hingga merangsang pembaca untuk membaca. Selain itu, judul juga perlu mencerminkan gambaran kegiatan ilmiah yang dilakukan, di mana variabel-variabel kegiatan ilmiah dan hubungan antar-variabel serta informasi lain tercantum secara eksplisit dalam judul.
Abstrak
Abstrak juga merupakan bagian penting lain yang perlu diperhatikan. Abstrak merupakan suatu bagian uraian yang sangat singkat, jarang lebih panjang dari enam atau delapan baris, dan digunakan untuk menerangkan kepada para pembaca aspek-aspek mana yang dibicarakan mengenai pokok permasalahan (Keraf 1984). Pada umumnya, abstrak merangkum isi tulisan yang mencakup masalah, tujuan, metode, dengan tekanan utama pada hasil kegiatan ilmiah. Rangkuman itu biasanya disusun dalam satu paragraf yang diketik dengan jarak satu spasi. Abstrak pada umumnya diikuti tiga hingga lima kata kunci, yang terdiri dari istilah-istilah yang mewakili ide-ide atau konsep-konsep dasar yang terkait dalam artikel. Sedapat mungkin, kata kunci hendaknya diambil dari bidang ilmu terkait.
Sebagian jurnal atau lembaga mempersyaratkan abstrak ditulis dalam bahasa Inggris, walaupun artikelnya sendiri di tulis dalam bahasa lain. Di lembaga atau jurnal lain, abstrak cukup ditulis dalam bahasa yang digunakan artikel. Namun ada juga jurnal yang mengharuskan abstrak ditulis dalam dua bahasa—bahasa Inggris dan bahasa yang digunakan dalam artikel. Oleh karena itu, dalam bahasa apa abstrak ditulis sangat tergantung pada ketentuan jurnal atau lembaga tempat tulisan dipublikasikan.
Prakata
Salah kaprah sering terjadi pada bagian ini. Masih banyak penulis yang menggunakan kata pengantar daripada prakata. Padaha, kata pengantar ditulis oleh seseorang dalam rangka menyajikan karya tulis orang lain. Biasanya kata pengantar ditulis seseorang (bukan penulis) untuk memberi kesaksian yang menguatkan bagi pembaca, bahwa karya yang disajikan penulis pantas dibaca atau dijadikan referensi. Sebaliknya, prakata merupakan pengantar yang disajikan oleh penulis karya tersebut.Pada bagian prakata, penulis biasanya memberi gambaran singkat mengenai karya tulis yang digarapnya. Penyajiannya harus dilakukan dengan variasi yang kreatif, agar tidak dianggap menjiplak bagian latar belakang masalah pada pendahuluan.

  1. Komponen dan substansi.Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.

  1. Sikap penulis. Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.

  1. Penggunaan bahasa.Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.

2.2.1   Macam-macam Karya Ilmiah:

1.      Artikel ilmiah: karya tulis yang dirancang untuk dimuat di jurnal atau buku kumpulan artikel, ditulis dengan tatacara ilmiah, dan disesuai dengan konvensi ilmiah yang berlaku. Artikel dapat dipilah menjadi dua (a) artikel hasil penelitian, dan (b) artikel nonpenelitian.
2.       Makalah ilmiah: karya tulis yang memuat hasil pemikiran tentang masalah, disusun secara sistematis dan runtut, dan disertai analisis yang logis dan objektif. Makalah dibedakan menjadi dua (a) makalah teknis, dan (b) makalah nonteknis
3.      Laporan Penelitian: karya tulis yang berisi paparan proses dan hasil penelitian.
2.2.2    Jenis – jenis Karya Ilmiah
Adapun jenis – jenis karya ilmiah, yaitu :

1.      Skripsi.
Skripsi adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung; observasi lapanagn atau penelitian di laboratorium, atau studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa penemuan baru.
2.      Tesis.
Tesis adalah jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya lebih dalam dan tajam dibandingkan skripsi. Ditulis untuk menyelesaikan pendidikan pascasarjana. Dalam penulisannya dituntut kemampuan dalam menggunakan istilah tehnis; dari istilah sampai tabel, dari abstrak sampai bibliografi. Artinya, kemampuan mandiri sekalipun dipandu dosen pembimbing— menjadi hal sangat mendasar. Sekalipun pada dasarnya sama dengan skripsi, tesis lebih dalam, tajam, dan dilakukan mandiri.
3.      Disertasi.
Disertasi ditulis berdasarkan penemuan (keilmuan) orisinil dimana penulis mengemukan dalil yang dibuktikan berdasarkan data dan fakta valid dengan analisis terinci. Disertasi memuat penemuan-penemuan baru, pandangan baru yang filosofis, tehnik atau metode baru tentang sesuatu sebagai cerminan pengembangan ilmu yang dikaji dalam taraf yang tinggi.




2.2.3   Sikap ilmiah:
Secara umum dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu kesiapan yang senantiasa cenderung untuk berprilaku atau bereaksi dengan cara tertentu bilamana diperhadapkan dengan suatu masalah atau obyek.
Menurut Baharuddin (1982:34) mengemukakan bahwa :”Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain kecendrungan individu untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah.
Beberapa sikap ilmiah dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo (1985 :31-34) yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah, antara lain :
·         Sikap ingin tahu: apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia berusaha mengetahuinya, senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiwa, kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah, memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.
·         Sikap kritis : Tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat, kebiasaan menggunakan bukti – bukti pada waktu menarik kesimpulan, Tidak merasa paling benar yang harus diikuti oleh orang lain, bersedia mengubah pendapatnya berdasarkan bukti-bukti yang kuat.
·         Sikap obyektif : Melihat sesuatu sebagaimana adanya obyek itu, menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh pikirannya sendiri. Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan menjauhkan kepentingan dirinya sebagai subjek.
·         Sikap ingin menemukan : Selalu memberikan saran-saran untuk eksprimen baru, kebiasaan menggunakan eksprimen-eksprimen dengan cara yang baik dan konstruktif, selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.
·         Sikap menghargai karya orang lain: Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.
·         Sikap tekun : Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan, tidak akan berhenti melakukan kegiatan –kegiatan apabila belum selesai, terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
·         Sikap terbuka : Bersedia mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya.buka menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya.
  • Sikap berani mempertahankan kebenaran. Sikap ini menampak pada ketegaran membela fakta dan hasil temuan lapangan atau pengembangan walapun bertentangan atau tidak sesuai dengan teori atau dalil yang ada.
  • Sikap menjangkau ke depan. Sikap ini dibuktikan dengan selalu ingin membuktikan hipotesis yang disusunnya demi pengembangan bidang ilmunya.

2.2.4   Kesalahan yang dapat ditemukan dalam Karya Ilmiah:
Ø  Tidak konsisten dalam penulisan
Rata-rata kesalahan penulisan karya ilmiah yang menghambat penyelesaiannya adakan dikarenakan ‘tidak konsisten’ dalam penulisan. Bentuk ketidak konsisten itu menyangkut banyak hal, dapat berupa diksi, teknik mengutip, atau bahkan alur berpikir sendiri.

Sedangkan kendala yang jumpai dalam proses penulisan penelitian ilmiah adalah sebagai berikut :
a)      salah mengerti audience atau pembaca tulisannya,
b)      salah dalam menyusun struktur pelaporan,
c)      salah dalam cara mengutip pendapat orang lain sehingga berkesan menjiplak  (plagiat),
d)     salah dalam menuliskan bagian Kesimpulan,
e)      penggunaan Bahasa Indonesia (akan dibahas secara khusus) yang belum baik dan benar,
f)       tata cara penulisan “Daftar Pustaka” yang kurang tepat (tidak standar dan berkesan seenaknya sendiri),
g)      tidak konsisten dalam format tampilan (font yang berubah-ubah, margin yang berubah-ubah)

Ø  Kesalahan Penggunaan dan Penulisan Tanda Baca
Siswa sering melakukan kesalahan dalam penggunaan tanda baca koma (,) dalam karya tulisnya. Di dalam EYD disebutkan bahwa tanda koma (,) digunakan untuk:
1) rincian,
2) memisahkan kalimat setara,
3) memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat,
4) setelah konjungsi antarkalimat,
5) petikan langsung
6) memisahkan nama dengan alamat,
7) memisahkan nama dengan gelar akademik,
8) mengapit aposisi, dan
9) di muka angka persepuluhan.
Siswa peneliti juga sering melakukan kesalahaan dalam menggunakan tanda titik dua (:).
Selain itu, dalam karya tulis siswa juga tidak jarang ditemukan kekurangtepatan pengetikan ataupun penulisan tanda baca. Pengetikan tanda baca rapat dengan kata yang diikuti, tidak perlu spasi. Spasi digunakan setelah tanda baca dituliskan.

Ø  Penggunaan Konjungsi
Penggunaan konjungsi sehingga serta dan sering ditemukan dalam karya tulis siswa. Hanya saja, siswa belum memahami secara benar bahwa sehingga serta dan merupakan konjungsi antarklausa, bukan konjungsi antarkalimat. Tidak jarang ditemukan konjungsi sedangkan berada di awal kalimat, begitu juga dengan konjungsi dan. Hal tersebut yang membuat ketidakbakuan kalimat pada karya tulis siswa.
Selain itu, penggunaan konjungsi di mana, yang mana juga sering ditemukan dalam karya tulis siswa. Dalam bahasa Indonesia, kata di mana dan yang mana bukanlah konjungsi, tetapi kata tanya.

Ø   Penyusunan Kalimat
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, kalimat dalam karya ilmiah harus logis, sesuai dengan kaidah penulisan dan penyusunan kalimat, tidak berbelit-belit, dan tidak ambigu. Kalimat yang terlalu panjang dengan menggunakan berbagai jenis konjungsi justru dapat membingungkan pembaca dalam memahami maksud kalimat. Begitu juga kalimat yang tidak jelas unsur-unsur pembentuknya, misalnya subjeknya tidak jelas juga dapat membingungkan pembaca. Selain itu, kalimat dalam karya ilmiah haruslah logis agar tampak keilmiahannya.
Dari segi kaidah, kalimat yang tidak logis bisa saja benar. Kalimat tersebut sudah memenuhi unsur minimal kalimat, yaitu unsur subjek dan predikat. Hanya saja, makna kalimat tersebut tidak logis karena kesalahan pilihan katanya, seperti tampak pada contoh berikut.
1)        Karya tulis saya berhasil dikalahkan oleh karya tulis dari sekolah lainnya.
2)        Penelitian ini membutuhkan waktu yang relatif panjang.

DAFTAR PUSTAKA

fajriya.wordpress.com/2011/03/11/makalah-hakikat-karya-ilmiah/



March 13th, 2010 • RelatedFiled Under

Makalah Hakikat Karya Ilmiah Posted: Maret 11, 2011 by fajriyanie

2 komentar: