“Hakikat
& Karakteristik Karya Ilmiah”
1.1
Latar belakang
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi
atau pemecahan masalah secara sistematis, disajikan secara objektif dan jujur,
dengan menggunakan bahasa baku, serta didukung oleh fakta, teori, dan atau
bukti-bukti empirik.Tujuan penulisan karya ilmiah, antara lain untuk
menyampaikan gagasan, memenuhi tugas dalam studi, untuk mendiskusikan gagasan
dalam suatu pertemuan, mengikuti perlombaan, serta untuk menyebarluaskan ilmu
pengetahuan/hasil penelitian.
Karya ilmiah dapat berfungsi sebagai rujukan, untuk meningkatkan
wawasan, serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Bagi penulis, menulis karya
ilmiah bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis, berlatih
mengintegrasikan berbagai gagasan dan menyajikannya secara sistematis,
memperluas wawasan, serta memberi kepuasan intelektual, di samping menyumbang
terhadap perluasan cakrawala ilmu pengetahuan.
2.1 Pengertian
Karya Ilmiah
Ada berbagai
definisi tentang karya ilmiah sebagai berikut :
Dalam buku yang di tulis Drs.Totok
Djuroto dan Dr. Bambang Supriyadi disebutkan bahwa karya ilmiah merupakan
serangkaian kegiatan penulisan berdasarkan hasil penelitian, yang sistematis
berdasar pada metode ilmiah, untuk mendapatkan jawaban secara ilmiah terhadap
permasalahan yang muncul sebelumnya.
Menurut Brotowidjoyo, karya ilmiah karangan ilmu
pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut Metodologi penulisan yang
baik dan benar.
Menurut Hery Firman, karya ilmiah
adalah laporan tertulis dan ai publikasikan dipaparkan hasil penelitian atau
pengkajian yang teliah dilakukan oleh seorang atau sebuah tim dengan memenuhi
kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Dari berbagai macam pengertian karya ilmiah di atas dapat disimpulkan, bahwa
yang dimaksud karya ilmiah dalam makalah ini adalah, suatu karangan yang
berdasarkan penelitian yang ditulis secara sistematis, berdasarkan fakta di
lapangan, dan dengan menggunakan pendekatan metode ilmiah.
Karya ilmiah, suatu tulisan yang
didalamnya membahas suatu masalah. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan
penyedikan, pengamatan, pengumpulan data yang dapat dari suatu penelitian,baik
penelitian lapangan, tes labolatorium ataupun kajian pustaka. Maka dalam
memaparkan dan menganalisis datanya harus berdasarkan pemikiran ilmiah,yang
dikatakan dengan pemikiran ilmiah disini adalah pemikiran yang logis dan
empiris.
Suatu karya ilmiah (scientific
paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian
atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan
memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat
keilmuan.
Karya ilmiah merupakan
karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi atau pemecahan masalah secara
sistematis, disajikan secara objektif dan jujur, dengan menggunakan bahasa
baku, serta didukung oleh fakta, teori, dan atau bukti-bukti empirik.
2.1.1 Tujuan penulisan karya ilmiah
Tujuan penulisan karya ilmiah, antara lain
untuk menyampaikan gagasan, memenuhi tugas dalam studi, untuk mendiskusikan
gagasan dalam suatu pertemuan, mengikuti perlombaan, serta untuk
menyebarluaskan ilmu pengetahuan/hasil penelitian.
2.1.2 Fungsi Karya Ilmiah
Karya ilmiah dapat berfungsi sebagai rujukan,
untuk meningkatkan wawasan, serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Bagi
penulis, menulis karya ilmiah bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan
membaca dan menulis, berlatih mengintegrasikan berbagai gagasan dan menyajikannya
secara sistematis, memperluas wawasan, serta memberi kepuasan intelektual, di
samping menyumbang terhadap perluasan cakrawala ilmu pengetahuan.
2.2 Karakteristik Karya Ilmiah
Dalam karya ilmiah ada 4 aspek yang menjadi
karakteristik utamanya, yaitu :
- Struktur sajian.Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
Secara umum,
sebuah karya tulis ilmiah terbagi dalam tiga bagian pokok, yaitu: pendahuluan,
isi, dan penutup. Selain ketiga unsur inti ini, terdapat unsur-unsur lain yaitu
halaman judul, prakata, judul, daftar isi, daftar tabel/skema, bibliografi, dan
lampiran yang keberadaannya sangat tergantung pada keformalan tulisan
- Bagian awal ( Pendahuluan )
Seperti
namanya, bagian ini memberikan gambaran mengenai topik yang hendak disajikan.
Aspek-aspek yang biasanya disertakan pada bagian mencakup:
a. Latar belakang masalah
Pada bagian
ini, penulis biasanya menguraikan latar belakang ketertarikannya membahas obyek
yang menjadi inti penulisan. Namun yang menjadi inti bagian ini adalah topik
atau pokok permasalahan yang akan dipaparkan. Aspek lain yang perlu
dikemukakan pada bagian ini ialah tinjauan pustaka. Penulis perlu menyertakan
beberapa penelitian yang relevan dengan topik yang digumuli. Hal ini dilakukan
untuk memperjelas pembaca bahwa pembahasan yang dilakukan bukan mengulangi
berbagai tulisan lainnya.
b. Masalah dan batasannya
Dari
fenomena yang menarik perhatian, penulis harus secara eksplisit mengemukakan
masalah yang hendak dibahas. Sebab pada bagian latar belakang, masalah yang
hendak dibahas biasanya tidak dikemukakan secara eksplisit. Meskipun demikian,
masalah yang hendak dibahas atau diteliti itu masih harus dibatasi lagi. Hal
ini dilakukan agar pembahasan tidak meluas kepada aspek-aspek yang tidak
relevan. Selain itu, pembatasan masalah juga akan menjaga efektivitas
penulisan.
c. Tujuan dan manfaat
Kemukakan
tujuan dan manfaat penelitian yang dikerjakan. Sedapat mungkin dijabarkan
keduanya, baik bagi lingkungan akademis maupun masyarakat secara umum.
d. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Bagian ini
menjelaskan bagaimana data diperoleh dan teknik apa yang digunakan untuk
menganalisisnya
e. Landasan Teori
Setiap
kajian ilmiah harus memiliki dasar teoritis yang kuat. Sehubungan dengan itu,
penulis harus benar-benar teliti menentukan dasar teoritis yang akan mendukung
upayanya mengkaji masalah dalam tulisan tersebut. Biasanya, penentuan teori
yang hendak dipakai akan lebih mudah jika karakteristik data yang diperoleh
sudah dipahami.
- Isi
Setelah
bagian pendahuluan, penulisan dilanjutkan dengan memaparkan informasi atau data
yang telah diperoleh. Sub dari bagian isi biasanya tergantung pada ruang
lingkup masalah. Bila masalah yang hendak dibahas terdiri dari tiga butir, sub
bagian isi bisa menjadi tiga. Jangan sampai empat apalagi lima, mengingat pada
bagian isi, penulis harus melakukan analisis berdasarkan pertanyaan-pertanyaan
yang muncul pada bagian pendahuluan.
- Penutup
Sebagai penutup,
pada bagian ini peneliti harus memberi simpulan dari hasil penelitiannya.
Simpulan tersebut harus disajikan secara sederhana dan singkat agar pembaca
bisa lebih menangkap hasil penelitiannya secara ringkas. Salah satu bagian yang
tampaknya masih banyak digunakan sebagai sub-bagian dari penutup ialah saran.
Berbagai fakultas di beberapa perguruan tinggi belakangan ini mulai menghapus
bagian tersebut. Keputusan untuk membuat sub-bagian saran pada bagian penutup
tentu saja tergantung pada lembaga atau jurnal tempat penerbitan tulisan yang
sedang digarap.
- Unsur-Unsur Lain
Daftar
Pustaka (Bibliografi)
Setelah
bagian penutup, karya tulis diakhiri dengan Daftar Pustaka atau Bibliografi.
Bagian ini termasuk bagian yang penting karena sebuah karya ilmiah biasanya
menggunakan referensi-referensi pendukung. Tidak ada batasan minimal maupun
maksimal dalam penggunaan referensi. Namun, ini bukan berarti bahwa peneliti
bisa seenaknya mencantumkan referensi. Referensi yang terlalu sedikit bisa
menandakan peneliti tidak banyak membaca literatur pendukung atau hasil
penelitian terkait. Sementara bila terlalu banyak, bisa-bisa dicurigai hasil
tulisannya didominasi oleh pendapat ahli daripada pendapat peneliti itu
sendiri.
Judul
Judul
tulisan ilmiah merupakan tema yang menggambarkan secara singkat tentang
masalah. Judul harus dirumuskan secara jelas, singkat, relevan dengan isi
tulisan. Dengan kata lain, judul harus mencerminkan dengan tepat masalah yang
dibahas dan provokatif atau mempunyai daya tarik yang cukup kuat hingga
merangsang pembaca untuk membaca. Selain itu, judul juga perlu mencerminkan
gambaran kegiatan ilmiah yang dilakukan, di mana variabel-variabel kegiatan
ilmiah dan hubungan antar-variabel serta informasi lain tercantum secara
eksplisit dalam judul.
Abstrak
Abstrak juga
merupakan bagian penting lain yang perlu diperhatikan. Abstrak merupakan suatu
bagian uraian yang sangat singkat, jarang lebih panjang dari enam atau delapan
baris, dan digunakan untuk menerangkan kepada para pembaca aspek-aspek mana
yang dibicarakan mengenai pokok permasalahan (Keraf 1984). Pada umumnya,
abstrak merangkum isi tulisan yang mencakup masalah, tujuan, metode, dengan
tekanan utama pada hasil kegiatan ilmiah. Rangkuman itu biasanya disusun dalam
satu paragraf yang diketik dengan jarak satu spasi. Abstrak pada umumnya
diikuti tiga hingga lima kata kunci, yang terdiri dari istilah-istilah yang
mewakili ide-ide atau konsep-konsep dasar yang terkait dalam artikel. Sedapat
mungkin, kata kunci hendaknya diambil dari bidang ilmu terkait.
Sebagian
jurnal atau lembaga mempersyaratkan abstrak ditulis dalam bahasa Inggris,
walaupun artikelnya sendiri di tulis dalam bahasa lain. Di lembaga atau jurnal
lain, abstrak cukup ditulis dalam bahasa yang digunakan artikel. Namun ada juga
jurnal yang mengharuskan abstrak ditulis dalam dua bahasa—bahasa Inggris dan
bahasa yang digunakan dalam artikel. Oleh karena itu, dalam bahasa apa abstrak
ditulis sangat tergantung pada ketentuan jurnal atau lembaga tempat tulisan
dipublikasikan.
Prakata
Salah kaprah
sering terjadi pada bagian ini. Masih banyak penulis yang menggunakan kata
pengantar daripada prakata. Padaha, kata pengantar ditulis oleh seseorang dalam
rangka menyajikan karya tulis orang lain. Biasanya kata pengantar ditulis
seseorang (bukan penulis) untuk memberi kesaksian yang menguatkan bagi pembaca,
bahwa karya yang disajikan penulis pantas dibaca atau dijadikan referensi.
Sebaliknya, prakata merupakan pengantar yang disajikan oleh penulis karya
tersebut.Pada bagian prakata, penulis biasanya memberi gambaran singkat
mengenai karya tulis yang digarapnya. Penyajiannya harus dilakukan dengan
variasi yang kreatif, agar tidak dianggap menjiplak bagian latar belakang
masalah pada pendahuluan.
- Komponen dan substansi.Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
- Sikap penulis. Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
- Penggunaan bahasa.Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
2.2.1
Macam-macam Karya Ilmiah:
1.
Artikel
ilmiah: karya tulis yang dirancang untuk dimuat di jurnal atau buku kumpulan
artikel, ditulis dengan tatacara ilmiah, dan disesuai dengan konvensi ilmiah
yang berlaku. Artikel dapat dipilah menjadi dua (a) artikel hasil penelitian,
dan (b) artikel nonpenelitian.
2.
Makalah ilmiah: karya tulis yang memuat hasil
pemikiran tentang masalah, disusun secara sistematis dan runtut, dan disertai
analisis yang logis dan objektif. Makalah dibedakan menjadi dua (a) makalah
teknis, dan (b) makalah nonteknis
3.
Laporan
Penelitian: karya tulis yang berisi paparan proses dan hasil penelitian.
2.2.2 Jenis –
jenis Karya Ilmiah
Adapun jenis – jenis karya ilmiah,
yaitu :
1. Skripsi.
Skripsi adalah
karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat mendapatkan gelar
sarjana (S1). Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori) orang lain. Pendapat
tersebut didukung data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian
langsung; observasi lapanagn atau penelitian di laboratorium, atau studi
kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan metodologis hingga menggaransi ke arah
sumbangan material berupa penemuan baru.
2. Tesis.
Tesis adalah
jenis karya ilmiah yang bobot ilmiahnya lebih dalam dan tajam dibandingkan
skripsi. Ditulis untuk menyelesaikan pendidikan pascasarjana. Dalam
penulisannya dituntut kemampuan dalam menggunakan istilah tehnis; dari istilah
sampai tabel, dari abstrak sampai bibliografi. Artinya, kemampuan mandiri
sekalipun dipandu dosen pembimbing— menjadi hal sangat mendasar. Sekalipun pada
dasarnya sama dengan skripsi, tesis lebih dalam, tajam, dan dilakukan mandiri.
3. Disertasi.
Disertasi
ditulis berdasarkan penemuan (keilmuan) orisinil dimana penulis mengemukan
dalil yang dibuktikan berdasarkan data dan fakta valid dengan analisis terinci.
Disertasi memuat penemuan-penemuan baru, pandangan baru yang filosofis, tehnik
atau metode baru tentang sesuatu sebagai cerminan pengembangan ilmu yang dikaji
dalam taraf yang tinggi.
2.2.3
Sikap ilmiah:
Secara umum dapat disimpulkan bahwa sikap adalah
suatu kesiapan yang senantiasa cenderung untuk berprilaku atau bereaksi dengan
cara tertentu bilamana diperhadapkan dengan suatu masalah atau obyek.
Menurut Baharuddin (1982:34) mengemukakan bahwa
:”Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan
saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain
kecendrungan individu untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu
masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah.
Beberapa sikap ilmiah dikemukakan oleh Mukayat
Brotowidjoyo (1985 :31-34) yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan
masalah berdasarkan metode ilmiah, antara lain :
·
Sikap ingin tahu: apabila
menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia berusaha mengetahuinya,
senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiwa, kebiasaan menggunakan
alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah, memperlihatkan
gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.
·
Sikap kritis : Tidak langsung
begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat, kebiasaan
menggunakan bukti – bukti pada waktu menarik kesimpulan, Tidak merasa paling
benar yang harus diikuti oleh orang lain, bersedia mengubah pendapatnya
berdasarkan bukti-bukti yang kuat.
·
Sikap obyektif : Melihat sesuatu
sebagaimana adanya obyek itu, menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh
pikirannya sendiri. Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan
menjauhkan kepentingan dirinya sebagai subjek.
·
Sikap ingin menemukan : Selalu
memberikan saran-saran untuk eksprimen baru, kebiasaan menggunakan
eksprimen-eksprimen dengan cara yang baik dan konstruktif, selalu memberikan
konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.
·
Sikap menghargai karya orang lain: Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya,
menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.
·
Sikap tekun : Tidak bosan
mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan,
tidak akan berhenti melakukan kegiatan –kegiatan apabila belum selesai,
terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
·
Sikap terbuka : Bersedia
mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang
diketahuinya.buka menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya.
- Sikap berani mempertahankan kebenaran. Sikap ini menampak pada ketegaran membela fakta dan hasil temuan lapangan atau pengembangan walapun bertentangan atau tidak sesuai dengan teori atau dalil yang ada.
- Sikap menjangkau ke depan. Sikap ini dibuktikan dengan selalu ingin membuktikan hipotesis yang disusunnya demi pengembangan bidang ilmunya.
2.2.4
Kesalahan
yang dapat ditemukan dalam Karya Ilmiah:
Ø Tidak konsisten dalam penulisan
Rata-rata kesalahan penulisan karya ilmiah yang menghambat penyelesaiannya
adakan dikarenakan ‘tidak konsisten’ dalam penulisan. Bentuk ketidak konsisten
itu menyangkut banyak hal, dapat berupa diksi, teknik mengutip, atau bahkan
alur berpikir sendiri.
Sedangkan kendala
yang jumpai dalam proses penulisan penelitian ilmiah adalah sebagai berikut :
a)
salah
mengerti audience atau pembaca tulisannya,
b)
salah
dalam menyusun struktur pelaporan,
c)
salah
dalam cara mengutip pendapat orang lain sehingga berkesan menjiplak (plagiat),
d)
salah
dalam menuliskan bagian Kesimpulan,
e)
penggunaan
Bahasa Indonesia (akan dibahas secara khusus) yang belum baik dan benar,
f)
tata
cara penulisan “Daftar Pustaka” yang kurang tepat (tidak standar dan berkesan
seenaknya sendiri),
g)
tidak
konsisten dalam format tampilan (font yang berubah-ubah, margin yang
berubah-ubah)
Ø Kesalahan Penggunaan dan Penulisan Tanda Baca
Siswa sering melakukan
kesalahan dalam penggunaan tanda baca koma (,) dalam karya tulisnya. Di dalam
EYD disebutkan bahwa tanda koma (,) digunakan untuk:
1) rincian,
2) memisahkan kalimat setara,
3) memisahkan anak kalimat yang mendahului induk
kalimat,
4) setelah konjungsi antarkalimat,
5) petikan langsung
6) memisahkan nama dengan alamat,
7) memisahkan nama dengan gelar akademik,
8) mengapit aposisi, dan
9) di muka angka persepuluhan.
Siswa peneliti juga sering
melakukan kesalahaan dalam menggunakan tanda titik dua (:).
Selain itu, dalam karya
tulis siswa juga tidak jarang ditemukan kekurangtepatan pengetikan ataupun
penulisan tanda baca. Pengetikan tanda baca rapat dengan kata yang diikuti,
tidak perlu spasi. Spasi digunakan setelah tanda baca dituliskan.
Ø Penggunaan Konjungsi
Penggunaan konjungsi sehingga serta dan sering
ditemukan dalam karya tulis siswa. Hanya saja, siswa belum memahami secara
benar bahwa sehingga serta dan merupakan konjungsi antarklausa, bukan konjungsi
antarkalimat. Tidak jarang ditemukan konjungsi sedangkan berada di awal
kalimat, begitu juga dengan konjungsi dan. Hal tersebut yang membuat
ketidakbakuan kalimat pada karya tulis siswa.
Selain itu, penggunaan
konjungsi di mana, yang mana juga sering ditemukan dalam karya tulis siswa.
Dalam bahasa Indonesia, kata di mana dan yang mana bukanlah konjungsi, tetapi
kata tanya.
Ø Penyusunan Kalimat
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya,
kalimat dalam karya ilmiah harus logis, sesuai dengan kaidah penulisan dan
penyusunan kalimat, tidak berbelit-belit, dan tidak ambigu. Kalimat yang
terlalu panjang dengan menggunakan berbagai jenis konjungsi justru dapat membingungkan
pembaca dalam memahami maksud kalimat. Begitu juga kalimat yang tidak jelas
unsur-unsur pembentuknya, misalnya subjeknya tidak jelas juga dapat
membingungkan pembaca. Selain itu, kalimat dalam karya ilmiah haruslah logis
agar tampak keilmiahannya.
Dari segi kaidah, kalimat yang tidak logis bisa
saja benar. Kalimat tersebut sudah memenuhi unsur minimal kalimat, yaitu unsur
subjek dan predikat. Hanya saja, makna kalimat tersebut tidak logis karena
kesalahan pilihan katanya, seperti tampak pada contoh berikut.
1)
Karya tulis
saya berhasil dikalahkan oleh karya tulis dari sekolah lainnya.
2)
Penelitian
ini membutuhkan waktu yang relatif panjang.
DAFTAR
PUSTAKA
fajriya.wordpress.com/2011/03/11/makalah-hakikat-karya-ilmiah/
March 13th, 2010 • Related
• Filed Under
Makalah Hakikat
Karya Ilmiah Posted: Maret 11, 2011 by fajriyanie
i like......... ini yang sy cari
BalasHapusTks..atas sajiannya...sngt membntu....
BalasHapus